Sabtu, 12 Juli 2008

Jangan Ada Kesemena-menaan Dalam Cekal Syamsul Nursalim

[Koran Tempo] - Kuasa Hukum Syamsul Nursalim, Maqdir Ismail menyaku belum menerima kabar mengenai perpanjangan masa pencekalan terhadap kliennya. “Saya belum tahu kabar pencekalan itu,” kata Maqdir saat dihubungi Tempo lewat telepon kemarin. “Biasanya diberitahukan secara resmi melalui surat, tetapi saya belum menerima,”.

Meski begitu, menurut Maqdir, tidak tertutup kemungkinan surat itu dikirimkan langsung ke alamat Syamsul Nursalim. “Jika dicekal, saya hanya berharap jangan ada kesemena-menaan dalam tindakan itu.”

Komisi Pemberantasan Korupsi kemarin menyatakan telah melakukan pencegahan dan penangkalan (cekal) terhadap tiga orang yang diduga terkait kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Ketiga orang itu adalah bekas Direktur Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) Syamsul Nursalim dan istrinya Itjih Nursalim serta Romi Dharma Satriawan. (sumber Koran Tempo Hal A2, Sabtu 12 Juli 2008)

Jumat, 14 Maret 2008

Tarif turun, operator seluler tidak akan merugi

[Bisnis Indonesia] - Sebelum kebijakan pemerintah menurunkan tarif telepon seluler mulai dilaksanakan per- 1 April 2008, para pelaku bisnis di industri tersebut selama satu bulan belakangan ini berlomba memangkas nominal pulsa yang menjadi beban konsumennya.

Bahkan, ada operator melakukan pemangkasan secara ekstrim, seperti yang digembar-gemborkan lewat iklan di media massa, sehingga jika di-hitung biaya durasi pembicaraan jumlahnya relatif sangat murah.

Tapi apakah penurunan itu masuk akal di tengah melonjaknya harga ba-han bakar minyak (BBM) dan kebutuhan pokok industri? Menurut Mas Wigrantoro, Ketua Masyarakat Telekomunikasi, penu- runan harga pulsa yang dilakukan operator seluler masih logik dan dapat diterima akal. Hal itu karena industri seluler berbeda dengan industri pe-rangkat keras.

"Bisnis itu kan tidak memerlukan BBM, tidak seperti industri pada umumnya. Karena sarananya hanya menggunakan udara, jadi secara rasio bisnis tak terpengaruh lonjakan harga kebutuhan pokok industri saat ini," kata Wigrantoro di acara diskusi bertajuk Penurunan Tarif Telepon di Gedung PWI Jaya hari ini.

Ditambahkan, sekalipun ada operator menurunkan nilai pulsanya hingga 0,0001 rupiah per-detik, perusahaan itu tetap tidak merugi. Asal saja ada standarisasi batas bawah untuk tarif tersebut.

"Persoalannya sekarang bukan masalah turun tarif, tapi apakah sudah ada regulasi yang mengatur penurunan tersebut, sehingga batasannya jadi jelas dan tidak membuat para operator saling perang tarif," paparnya.

Kamis, 28 Februari 2008

April, Tarif Seluler Pasti Turun

[Okezone] - Pemerintah memastikan bahwa tarif telekomunikasi, khususnya telepon seluler (ponsel), akan turun pada April ini. Dan penurunan tersebut akan memicu meningkatnya daya telepon masyarakat (ARPU).

"Tarif ponsel sudah pasti bisa dinikmati penurunannya pada April nanti. Yang biasanya masyarakat menelepon selama 15 menit, dengan penurunan tersebut bisa jadi akan meningkat menjadi 30 menit. Jadi, April pasti turun," Ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh, menjelang rapat terbatas mengenai LKBN Antara di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (28/2/2008).

Selasa, 05 Februari 2008

Operator Rahasiakan Tarif Baru Seluler

[Tempo Interaktif] - Operator telekomunikasi masih menutup rapat informasi tentang tarif baru telepon seluler setelah pemerintah mengumumkan formula penurunan tarif kemarin. Mereka beralasan, masih mengkaji keputusan pemerintah untuk menghasilkan tarif bagi pelanggan.

Direktur Marketing PT Indosat Tbk. Guntur S. Siboro mengatakan kebijakan yang baru ini memberi sinyal bagi operator agar lebih lebih kreatif dalam bisnis. Maka tiap operator tentu mempunyai strategi pemasaran yang berbeda.

"Didesak sampai sampai kapan pun, operator akan turun berapa persen, itu rahasia," kata Guntur dalam keterangan pers pengumuman formula tarif baru di kantor Menteri Komunikasi dan Informatika, Jakarta, kemarin.

Senin, 07 Januari 2008

Persaingan Tarif Murah Telepon Seluler Ketat

[Antar News] - Di tengah persaingan untuk menggaet pelanggan telepon seluler di Indonesia, PT Exelcomindo Pratama (XL) melakukan promosi tarif murah Rp0,1 per detik.

General Manajer Operasional Penjualan bagian Timur II XL, Awaluddin di Denpasar, Kamis, mengatakan, promosi yang dilakukan pihaknya yakni tarif murah sebesar Rp0,1 per detik bagi pengguna kartu bebas untuk menelpon ke seluruh operator se Indonesia.

"Tarif baru ini merupakan salah satu wujud komitmen kami untuk menghadirkan layanan yang menyentuh seluruh masyarakat Indonesia, selain itu tentunya sebagai respon atas tingginya animo pelanggan terhadap tarif sebelumnya," katanya.

Dia mengatakan, untuk tarif bebas yang berakhir 15 Januari dengan tarif Rp1/detik, akan tetap dapat dinikmati hingga 17 Januari 2008. Selanjutnya secara otomatis menikmati tarif Rp0,1/detik setelah percakapan 2,5 menit ke seluruh nomor.

"Selain itu juga tarif khusus Rp35 per SMS ke sesama operator tersebut hingga 30 April 2008. Dengan tarif itu pelanggan baik yang berbicara lebih lama maupun sebentar ke nomor manapun akan menikmati tarif yang semakin murah," katanya.

Selasa, 10 April 2007

Waspadai Tarif Seluler Murah

[Tempo Interaktif] - Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG) mengingatkan pengguna telepon seluler agar berhati-hati dalam memilih produk telepon seluler. Sebab persaingan antaroperator telekomunikasi cenderung mengarah ke penurunan tarif, tapi pelayanannnya dikhawatirkan tidak memadai.

Sekretaris Jenderal IDTUG Muhammad Jumadi mengatakan, ada juga operator yang menerapkan tarif per detik yang sepertinya murah, tapi bila dihitung per menit ternyata lebih mahal dari tarif yang sebelumnya. IDTUG sangat mendukung tarif yang lebih murah, tapi bila pelayanannya tidak bagus berarti sama saja menipu.

Persaingan tarif, kata Jumadi, terasa semakin kompetitif saat hadirnya PT Hutchison CP Telecom Indonesia sebagai operator baru. Apalagi perusahaan asal Hong Kong ini menerapkan tarif yang kompetitif. "Jadi persaingan lebih mengarah ke tarif, bukan pelayanan," kata dia di Jakarta pekan kemarin.